Kebahagiaan Sejati Datang Dari Hati

happy2-640x270

Vemale.com – Kebahagiaan adalah sebuah perasaan yang positif dan menggairahkan, yang setiap manusia bisa rasakan dari hatinya yang terdalam. Banyak orang berusaha mencari kebahagiaan di tempat-tempat yang salah dan justru berakhir dengan kehidupannya yang jauh lebih menderita dari sebelumnya. Kebahagiaan adalah tujuan utama yang dicari oleh setiap manusia dalam hidup mereka.

Banyak orang salah persepsi dengan mengukur kebahagiaan dari hal duniawi. Kebahagiaan tidak tergantung dari hal-hal yang berbau materialisme. Kebahagiaan tidak semata-mata diukur dari banyaknya uang yang dimiliki atau ketenaran atau popularitas yang didapat. Kebahagiaan juga tidak tergantung pada orang lain.

Jika kebahagiaan bisa diukur dari semua hal keduniawian tersebut lalu mengapa banyak orang tenar dan juga kaya raya yang mengakhiri hidup mereka dengan cara-cara yang mengenaskan. Lalu dimanakah kebahagiaan itu bisa dicari? Apakah kebahagiaan yang sejati benar-benar ada?

Sebenarnya jawabannya sangatlah mudah Ladies. Kebahagiaan bergantung pada keputusan Anda sendiri untuk bahagia. Jadi kebahagiaan adalah suatu keputusan. Kapan saja, dimana saja Anda dapat memutuskan untuk berbahagia atau tidak. Inti dari ini semua adalah letak kebahagiaan bukanlah dengan memiliki istana yang megah, mobil yang mewah, harta yang melimpah. Namun letak kebahagiaan adalah di dalam hati. Jadilah bahagia mulai dari detik ini Ladies karena hati dan diri Anda lah yang menentukannya.

 

Tips Hidup Sehat Bebas Kolestrol

Jakarta, Sigmanews.co.id – Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Banyak cara untuk menurunkan kadar kolesterol. Obat berbahan kimia terhitung efektif menurunkan kolesterol. Tapi tentu saja ada efek samping. Anda bisa mencoba menurunkan kadar kolesterol dengan cara alami.

kolesterol-tinggi

Ada sejumlah makanan yang bisa menurunkan kadar Low-Density Lipoproptein (LDL) alias kolesterol jahat yang menyebabkan plak di pembuluh darah, dan meningkatkan High-Density Lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik yang bisa dimanfaatkan tubuh untuk mengolah vitamin yang larut di dalam lemak.
Untuk menurunkan kadar LDL, Anda harus mengurangi asupan lemak jenuh. Lemak jenuh biasanya ditemukan di produk hewani, misalnya daging, susu, krim, mentega, dan keju. Ada juga lemak jenuh yang berasal dari nabati misalnya santan, minyak kelapa, dan lemak nabati. Berikut ini ada 5 cara ampuh yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari – hari untuk mengendalikan kadar kolesterol dengan baik.

Konsumsi Makanan Berserat
Lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Jenis makanan ini dapat menyerap kolesterol yang ada dalam darah dan mengeluarkannya dari tubuh.

Diet
Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kolesterol. Misalnya dengan mengkonsumsi susu tanpa lemak dan mengurangi konsumsi daging. Pilihlah makanan dengan kandungan lemak tak jenuh daripada kandungan lemak jenuh. Minyak yang digunakan untuk menggoreng secara berulang-ulang dapat meningkatkan kadar kolesterol, maka ada baiknya Anda mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.

Hindari Merokok dan Alkohol
Dengan merokok atau mengkonsumsi alkohol, kolesterol akan mudah menumpuk dalam aliran darah.

Konsumsi Antioksidan
Antioksidan banyak terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk, strawbery, pepaya, wortel, atau labu. Mengkonsumsi bawang putih secara teratur juga dapat menurunkan kadar kolesterol.

Olahraga
Atur waktu olahraga secara teratur sesuai dengan umur dan kemampuan. Jaga agar berat tubuh Anda tetap ideal. Usahakan lakukan olahraga minimal satu kali dalam seminggu untuk menjaga kesehatan tubuh Anda. (ag)
Editor : Bonza

Forum Kita

 

It’s winter fall
Red skies are gleaming
Seagull are flying over
Swans are floating by
Smoking chimney tops
Am I dreaming
Am I dreaming

(Winter’s Tale)

Teman – teman ITB 75ers

( Lama  tak menulis  dan kali ini , mohon perkenan mengenang sahabat saya  almarhum Captain Pilot Gatot Purwoko yang gugur  dalam kecelakaan  Sukhoi Jet 100)

Setelah perjalanan yang amat panjang dan melelahkan. Menembus lautan dan benua. Luluh lantak raga yang mulai rapuh ini. Setelah melalui imigrasi yang dijaga gadis ayu teramat ramah dan sopan, serta  menjumpa koper pada ban berjalan, sayapun melintas keluar bandar udara yang selalu menyenangkan ini. Haneda, Tokyo

Beberapa kali berkunjung ke negeri samurai, saya merasakan kehangatan dan keramahan bandara Haneda jauh lebih baik dibandingkan Narita. Mungkin Narita yang  lebih modern seringkali membuat saya gamang. Narita yang modern membuat saya mati rasa karena keramahan manusia Jepang yang teramat sopan terasa meredup. Atau saya memang bukan manusia modern yang mampu menikmati Narita. Entahlah.

Tiba – tiba salju tipis menyaput wajah saya yang telah mengenakan jaket musim dingin setelah keluar pintu gerbang Haneda . Rupanya minggu ke dua Desember 2014, salju telah melayang layang dengan sukacita  dan berhamburan berjatuhan di kota Tokyo yang selalu amat ramah menyambut kedatangan saya.

Uuups, ternyata bus Limousine Keikyu Line, dan Kereta Api Keikyu Line telah selesai beroperasi. Jam sudah menunjukkan angka 00.15 rupanya. Bersegera saya melangkah mencari petugas yang bisa membantu mencari taksi. Petugas paruh baya yang memakai jas biru tua, berdasi dan mengenakan topi yang anggun itu menyapa saya .

Ohayoo gozaimazu. Nan desuka.”
Segera saya menjawab ” Ohayoo gozaimazu, hajimemashite. Taxi. Vista Kamata Hotel.”
Dengan sigap petugas itu memanggil taksi dan menolong saya memasukkan koper ke bagasi taksi.
Bersegera saya menyampaikan salam ” Arigatoo gozaimazu” dan petugas itupun segera menimpali ” Doomo arigato  gozaimazu”

Dengan cepat taksi tua yang amat terawat itu menghantar saya ke hotel Vista Kamata yang berlokasi tak terlalu jauh dari Bandara Haneda. Menembus rinai rintik salju yang berpesta ria.  Dan setelah menghaturkan selamat pagi pada petugas jaga di hotel Vista Kamata sayapun mendapatkan kunci kamar saya beserta secarik kertas dari sahabat  – sahabat sebangsa yang telah hadir dan  berjanji bertemu di hotel ini.  Tertulis dalam kertas kecil  sebuah  pesan yang teramat singkat.

“Jam 3.00. TSUKIJI. Rie”

Tak berapa lama terlelap di kamar, tiba – tiba  telepon di kamar menggelegar dan bersegera saya mencuci muka. Maklum saya sengaja tidur dengan pakaian perjalanan lengkap agar tak repot berangkat ke Tsukiji Fish Market pada pagi dini hari.

Jam 3.05 kami berkumpul di Lobby. RA(FE-UI), APP (SI-ITB), dan YB (TL-ITB). Setelah saling melempar ejekan kami berempat menyusuri jalan kecil yang lengang dan bersih menuju Kamata Station tak jauh dari hotel tempat kami menginap. Diantara butiran salju yang amat anggun membasahi jaket musim dingin, kami berempat  melangkah dalam kesunyian yang menyilaukan. Masing – masing sibuk dalam angan angannya, sambil menahan suhu minus 5 derajat Celcius Metropolitan Tokyo.

Dari Kamata Station kami menggunakan kereta Keikyu Kamata Line menuju Sengakuji Station dan berganti kereta Asakusa Line menuju Higashi Ginza Station. Dari sini kami berganti kereta kembali dengan Hibiya Line dan berhenti di Tsukiji Station pada jam 3.55. Tempat yang kami rindukan bersama selama bertahun-tahun.

Melalui eskalator yang cukup tinggi dan kemudian melangkah beberapa tindak, ada keramaian tanpa suara. Kesibukan yang amat nyata pada sebuah pasar  beraroma segar yang amat sibuk dalam kesenyapan. Gerakan aktivitas pagi tanpa suara kecuali tukang becak listrik minta jalan adalah pemandangan yang amat membuat takjub.

Memasuki pasar Tsukiji yang amat ramah, dan menikmati ketangkasan para penjaja hasil laut yang amat rapi dan tangkas dalam memotong serta memberikan kemasan pada hasil laut yang akan dijualnya adalah pemandangan yang amat memikat. Cara penyajian yang terlihat amat bersih dan segar membuat para pembeli amat mudah terpikat.

Tak mampu saya menyebut berbagai jenis hasil laut yang dijajakan. Cuma ada kata – kata ikan, udang, cumi , gurita, kerang dan berbagai sayuran segar serta buah-buahan yang semuanya amat menyegarkan. Hasil laut yang beraneka ragam saling tumpang tindih memamerkan kegenitannya pada calon pelanggan yang akan mengolah dan menikmatinya.

Kami berempat mencoba mendapatkan tiket untuk memasuki tempat lelang ikan tuna di Tsukiji Market. Sebuah acara yang tiap hari berlangsung dan selalu menawan para peminat untuk ikut lelang ataupun menjadi penonton belaka. Pertunjukan sederhana namun penuh makna untuk menghormati ciptaanNya yang diperebutkan dengan cara lelang

Setelah beriring-iringan mengantri selama 25 menit dengan banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang berusaha mendapatkan tiket masuk acara lelang tuna,  pada akhirnya kami mampu meraihnya dan mendapatkan empat buah tiket. Perjuangan yang lumayan keras untuk pagi yang terasa amat dingin menyengat. Rupanya untuk rombongan pertama terbatas hanya untuk 60 orang belaka, dan rombongan ke dua juga untuk 60 orang.

Setelah menukarkan tiket dengan “Baju Aladin”  berwarna hijau tosca kami memasuki area lelang dalam salah satu gedung tua yang ada di Tsukiji Market. Mendadak terkenang saya pada seorang sahabat yang pernah menyatroni lokasi lelang ini. Almarhum Capt. GP. Tak terasa ada cairan hangat menyentuh pipi mengenangnya.

“Kenapa Bud…….” terhenyak saya ketika RA menegur dan melihat mata saya yang berair.

“Dingin……kelilipan salju….”  saya bergumam asal – asalan. Tapi saya sadar RA yang berdiri di sebelah saya mengerti sikap saya yang tidak umum. Dia mencubit lengan saya dengan jari -jarinya yang tertutup sarung tangan sambil berbisik.

“No sadness here Bud…, please”

Bergegas saya membenahi muka yang kedinginan tersiram air mata hangat. Dan jam 5.25 acara lelang dimulai. Beberapa pembeli melihat ikan tuna tanpa ekor dan kepala dalam kondisi beku dan kemudian diberi tulisan dengan kapur rasanya. Yang pasti mereka menulis nomer tidak pakai spidol yang menggunakan tinta atau cat.

Tepat pukul 05.25 pagi hari acara lelang dimulai. Sahabat kami YB yang memiliki bobot diatas satu kwintal tampak sibuk karena agak berdesakan orang menikmati acara lelang ikan tuna yang amat kondang diseantero negeri para samurai ini. Rupanya YB merasa tempatnya terlalu sempit dan meminta agar diberi ruang yang lebih longgar . Seorang petugas yang berseragam biru tua menegur dengan halus

“Yukkuri hanasite kudasai “
Bersegera saya menjawab petugas yang tidak ingin acara lelang ikan ini ternoda oleh suara  suara  gaduh yang tak diinginkannya

“Sumamisen, chotto tetsudatte kudasai”
Dan petugas bersergam itupun membantu sahabat kami untuk mendapatkan ruang yang sedikit lebih lapang.

Acara lelang berlangsung amat cantik, menarik, mengesankan, mempesona, membuai dengan teriakan- teriakan yang amat khas Jepang  disertai tepuk tangan yang amat santun. Dan tepat jam 5.45 acara lelang ikan tuna selesai dan kamipun digiring keluar sambil mengembalikan “Baju Aladin” yang tadi dipinjamkan kala hendak memasuki ruang lelang. Tak terlupakan. Dan kenangan pada Captain GP pun semakin mengental.

Selesai dari ruang lelang ikan tuna RA yang terlihat semakin memucat dibalik jaket warna merah maroon menegur kami bertiga .

” Shalat shubuh dimana ………………..?”
Terhenyak kami sambil saling memandang penuh rasa malu. Dengan gaya seorang mandor tebu  APP yang memiliki badan paling langsing membuat keputusan yang sangat tepat.

” Mas Budi sama Arie ke Daiwa ya,….aku sama Yudi ke Dai.…., selesai kita ketemu di pintu masuk Kereta Api terus pulang ke Hotel . Shalat disana saja. Hari masih gelap koq.”

Bersegera saya dengan RA menghambur ke kedai sushi Daiwa di gedung 6,  sedangkan APP dan YB berlari kecil dan kemudian mengantri di depan kedai  Dai di tak jauh dari gedung lelang ikan tuna. Beruntung di depan kami baru ada 3 orang dan YB serta APP mendapatkan antrian paling depan di restoran Dai.

Tak berapa lama saya bersama RA dipersilakan masuk ke dalam kedai Daiwa dan dibelakang saya sudah mengular calon penikmat sushi di kedai Daiwa.  Chef yang amat ramah mempersilakan kami 12 orang untuk segera masuk dan mencari tempat duduk minimalis tapi terasa amat nyaman.

Kedai sederhana ini tiba – tiba menjadi hening ketika para chef menyajikan sushi lengkap yang kami pesan. Ikura Maki (Salmon) dan Maguro Maki (Tuna) keluar dengan amat cantiknya. Dengan beringsut Uni (Sea Urchin) menampakkan dirinya, Toro (Fatty Tuna) dengan perkasa unjuk gigi. Tai ( Red Snapper) muncul dengan berendap – endap. Tomago (Egg) yang berwarna keemasan muncul dengan anggun. Dan akhirnya Saba (Mackerel) menampakkan diri dengan malu – malu  kucing untuk mengakhiri sarapan pagi sushi yang amat mempesona.

Selama menikmati  tujuh  macam sushi yang dihidangkan oleh para chef yang  memilik gerakan para “sensei” dalam mengayun pisau dan menyajikan hidangan itu, mulut para pengunjung tak henti berdecak kagum. Gerakan yang begitu presisi dalam mengiris menghasilkan hidangan yang penuh pesona kelas wahid.

Selesai menghirup miso yang amat menyegarkan kami dipersilakan keluar untuk berganti pengunjung lain yang sudah sabar mengantri. Suatu pengalaman yang amat mempesona siapapun selesai menikmati sushi yang amat cantik dan santun itu. Amat melegakan. Sungguh hidangan di Kedai Daiwa ini tak akan terlupa sepanjang hayat.

Berlari-lari anjing kami menuju pintu masuk stasiun Tsukiji untuk menjumpa teman-teman kami. Amboi…rupanya APP dan YB  terlihat teronggok pada kedai cindera mata tak jauh dari pintu keluar Tsukiji Market. Mereka mencari kaos sebagai buah tangan, Segera sayapun terlarut mencari kaos bertulis “TSUKIJI FISH MARKET” dalam huruf Kanji.

Saya bertanya pada penjaja buah tangan yang amat ramah  sambil menunjuk kaos berwarna merah darah :  “Sumamisen, kono shiroi shatsu wa hoka no iro wa arimasuka”

Penjaja buah tangan itu menjawab sambil mengeluarkan kaos bercorak sama dengan warna hitam dan biru : “ Hai, arimasu. Hoka no iro wa kuroi to aoi desu ..”

Sayapun memilih kaos berwarna hitam dengan tulisan kuning yang menyala.

YB yang sulit mencari ukurannya dengan XXXXL terlihat bimbang hendak membeli. Dia mengukur dengan telapak tangannya. Empat jengkal empat jari. Dan ternyata yang terbesar adalah empat jengkal dua jari. Akhirnya YB tak jadi membeli karena pasti kaos yang dibelinya tak akan mampu menutup tubuhnya yang “super mungil itu”

Beringsut kami memasuki lorong menuju Tsukiji Station untuk kembali ke Hotel Vista Kamata. Pengalaman yang amat singkat telah merasuki hati dan pikiran kami. Pasar Ikan, Pasar Sayur, Pasar Buah yang amat elok telah meledakkan sanubari kami. Tsukiji Fish Market adalah fakta dan bukan sekedar ceritera. Tiada sampah, lalat, kuli panggul, tukang parkir, ataupun para jawara yang pasang aksi di pasar traditional di tepi Sungai Sumida itu.

“Rie makan apa aja di Daiwa. Aku makan 11 sushi loo tambah satu roll. 3670 Yen seorang” kata APP si jagoan keluyuran cari makanan.

RA yang anggun dalam kedinginannya menjawab sambil menjemba ” Apa aja sih Pandu. Banyak amat, Aku tujuh macam 3500 Yen sudah super kenyang. Nanti kamu gembul loo kaya Yudi….”

APP yang super usil mengeluarkan catatannya dan menyebut satu persatu ” Tomago, Otoro, Suzuki, Tai, Uni, Maguro Suke , Akagai, Aji, Shiraebi, Kujiki, Chu Toro, sama Anago….banyakkan kita Rie. Rugi kamu ….”

RA malas menjawab karena saatnya tiba kami harus berganti kereta Asakusa Line di Higashi Ginza Station menuju Sengakuji Station.  Tak banyak kata – kata terlontar selama perjalanan yang lumayan panjang menuju Kamata Station. Kami harus bersiap diri jam 9.00 di Kasumigaseki untuk bertemu dengan para pejabat di Negeri Sakura ini untuk mendapatkan pencerahan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan Umi Hotaru.

YB yang malang tak mendapatkan cendera mata Tsukiji tiba-tiba berujar ” Masih sempat Shubuh looo. Masih gelap koq Tokyo……”

Menapaki pagi yang dingin membeku dengan onggokan salju ditepi jalan menuju hotel , lamat lamat terdengar penyanyi kondang melantunkan lagu….

Teo Toriatte konomma iko Aisuruhito yo Shizuka yoi ni Hikario tomoshi Itoshiki oshieo idaki (Teo Toriatte)

Bisul

 

 

 

Daftar Alumni MESINER 75

m75

DAFTAR ALUMNI MESINER 75

1)      Jodie
2)      Roos Diatmoko
3)      Iwan Bachtiar
4)      Johan Samudra
5)      Harmiel
6)      Ramles
7)      Wuri R
8)      Aris Jambu I
9)      Michael Bambang
10)   Hendro Hartono
11)   Muan Usman
12)   Pentadi
13)   Rachmat Dradjat
14)   Raden Patah
15)   Sigit H
16)   Trihono H
17)   Beta Almarsyah
18)   Kartono
19)   Eko Setiadi
20)   Soekrisno
21)   Howardi
22)   Lara PK
23)   Hendro B
24)   Yatna

Hasil Kesepakatan RUPS HEYGURT

HASIL KESEPAKATAN RUPS HEYGURT

  1. KONSOLIDASI INTERN SELAMA 1 TAHUN INI
  2. TARGET: min 600 LITER/BULAN, MARGIN UNTUNG Rp 4 juta/bulan
  3. SHARE HOLDERS DIHIMBAU MENJADI BAGIAN DARI MARKETING, DENGAN MEMBELI MINIMAL 4 LITER/BULAN/ORANG
  4. MARKETING TOOLS DISIAPKAN:
    a. Brosur
    b. WEBSITE
  5. PRODUK HEYGURT HARUS MEMILIKI IZIN UNTUK KEAMANAN PANGAN
  6. NAMA PERUSAHAAN: HEYGURT TUJUH LIMA (BERBENTUK PT ATAU BADAN HUKUM LAINNYA)
  7. MENGHIRE PROFESIONAL SELAMA 2 BULAN (TOTAL FEE Rp. 10 juta) DENGAN TUGAS:
  8. KOORDINASI TIM PRODUKSI
  9. MELAKUKAN TUGAS-TUGAS MARKETING : KE HOTEL/ CAFÉ /RESTORAN, EVEN TERTENTU (CARFREEDAY, ARISAN, PENGAJIAN,GOLF, REUNI) dengan TARGET UNTUNG Rp. 4 JUTA PER BULAN
  10. MEMPERSIAPKAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA TERMASUK PERIZINAN KEAMANAN PANGAN
  11. MENGHIRE PENGGANTI PAK JAYA (SELEVEL JARMI, LAKI2, BISA NAIK MOTOR)
  12. RAPAT PEMEGANG SAHAM DILAKUKAN MINIMAL 2X SETAHUN dan AKAN ADA PERTEMUAN LAGI UNTUK MEMBAHAS BISNIS PLAN